Headlines News :

TutorialBlog
PemainMingguini

CATATAN Nasional: Tanda-Tanda Kebangkitan Itu Ada


Kekalahan 2-1 dari Arab Saudi bisa menjadi awal yang bagus untuk memulai segalanya dari awal bagi sepakbola Indonesia.
"Yah, kalah lagi. Saya kira hasilnya akan lebih baik setelah menggunakan timnas yang asli."

Begitu komentar seseorang yang ada di samping saya usai menyaksikan laga Indonesia melawan Arab Saudi kemarin, yang berakhir dengan skor 2-1.

Pernyataan tersebut membuat saya tercenung. Alasannya, ada frasa 'asli' yang digunakan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, asli berarti tidak ada campurannya, tulen, murni. Arti lain, masih menurut KBBI, adalah bukan peranakan.

Jadi timnas yang asli, dalam konteks sepakbola, mungkin bisa didefinisikan sebagai sekumpulan pemain yang membela negaranya sendiri karena merupakan warga asli negara tersebut, bukan peranakan dari negara lain.

Jadi, timnas asli menurut orang ini mungkin akan berbeda dengan etimologi sebenarnya. Bisa jadi, timnas yang asli menurutnya adalah pemain terbaik yang tergabung dalam tim dan membela negaranya. Apakah pemain itu warga asli negara tersebut atau dijadikan warga negara dengan dasar pertimbangan tertentu itu urusan lain.

Pernyataan itu muncul mungkin karena dilatarbelakangi apa yang terjadi dalam dua tahun terakhir di sepakbola Indonesia. Ada dualisme di sejumlah bidang, mulai timnas, asosiasinya hingga kompetisi itu sendiri. Alhasil, pihak yang merasa memiliki mandat penuh menjadi administrator sepakbola Indonesia pun membentuk timnas mereka sendiri.

Hasilnya bisa kita lihat bersama. Ada kekalahan 10-0 dan kegagalan lainnya. Masyarakat Indonesia pun menilai hasil yang ada sebelumnya terjadi karena skuat timnas tidak bermaterikan pemain terbaik.

Kebetulan, para pemain terbaik Indonesia sampai minggu lalu tidak berada di bawah pengawasan administrator sepakbola Indonesia, PSSI. Beruntungnya, masalah tersebut akhirnya berakhir. Sudah ada rekonsiliasi disepakati, Konggres Luar Biasa dilakukan, kesepakatan yang juga disetujui, dan harapannya, semua bisa kembali diarahkan pada kesuksesan Indonesia berbicara di level Asia Tenggara, Asia bahkan dunia lewat sepakbola.

Indonesia memang memasuki babak baru di dunia sepakbola. Setelah konflik berkepanjangan, semua diakhiri minggu lalu. Tak ada lagi dualisme kompetisi dan federasi. Yang ada sekarang adalah optimisme bersama untuk kembali membangun sepakbola Indonesia ke arah yang lebih baik.

Setuju atau tidak, tool yang digunakan sebagai indikator kesuksesan Indonesia di kancah sepakbola secara kasat mata adalah apa yang telah diraih timnasnya. Kemenangan, pemenuhan target awal dan trofi juara menjadi hal yang bisa dibanggakan. Tak ada hal lain, cuma itu.

Tapi, hasil kemarin juga tak bisa dijadikan ukuran kesuksesan. Ingat, tim ini dibentuk hanya dalam waktu empat sampai lima hari. Selain itu, belum ada chemistry yang pas antarpemain. Komposisi tim inti timnas Indonesia juga tidak disolidkan, alias belum ada pakem starting line-up yang menjadi andalan. Belum adanya pelatih tetap dan permanen bekerja di tim membuat banyak juga perubahan dalam hal skema bermain, formasi hingga strategi. Hal seperti ini tak bisa sembarangan diubah.

Timnas Indonesia memang harus mencontoh kompetisi di luar. Bandingkan dengan tim-tim Eropa yang juga menyiapkan tim mereka tak kurang dari seminggu, tapi tetap bisa kompetitif. Pihak klub juga memiliki tanggung jawab besar atas sukses timnas Indonesia.

Tapi, terlepas dari apa yang terjadi kemarin, sudah ada harapan besar untuk sepakbola Indonesia. Kekalahan 2-1 dari Arab Saudi bisa dimafhumi dan dimaklumi. Ini adalah timnas yang baru, bentukan federasi yang baru, meski orang-orangnya masih yang itu-itu saja. Dari orang-orang ini, ada ekspektasi besar digantungkan.

Sekarang, tinggal bagaimana mereka mengelola kepercayaan publik Indonesia untuk mensejahterakan pemain dan memajukan dunia sepakbola Indonesia, lewat klub, lewat kompetisi, lewat timnas.

Setidaknya, dengan 'timnas yang asli' ini, terlepas dari komposisi pemain yang tidak sepenuhnya 'asli'. sudah ada harapan besar untuk memajukan sepakbola Indonesia ke arah yang lebih baik. Dan juga, tanda-tanda kebangkitan sepakbola Indonesia itu ada, bukan begitu?

Pelatih Arab Saudi Kagumi Fans Indonesia


Suporter Indonesia

Pelatih Timnas Arab Saudi, Juan Ramon Lopez Caro, menyatakan kekagumannya pada suporter Timnas Indonesia yang begitu fanatik saat mendukung tim kesayangannya mereka.
Dia juga terkejut ketika baru tiba di Indonesia, karena melihat masyarakatnya yang memberikan perhatian besar pada sepakbola. Lopez Caro berharap fans Indonesia dapat melihat timnya meraih kesuksesan di laga-laga selanjutnya.
“Selama karier saya, saya baru pertama kali mendapat applause saat konferensi pers. Saya diterima dengan baik di sini (Indonesia), dan saya berterima kasih tentang hal itu,” jelas Lopez Caro dalam konferensi pers usai laga, Sabtu (23/3/2013).
“Saya juga ingin mengatakan bahwa fans di sini sangat luar biasa, dan saya berharap tim Indonesia lebih baik di masa depan,” ujar mantan pelatih Real Madrid ini.
Arab Saudi menundukkan Indonesia 2-1 dalam pertandingan Grup C kualifikasi Piala Asia 2015, yang digelari di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta. Tim Garuda sempat unggul leboh dulu melalui Boas Solossa, sebelum dibalas dua gol Yousef Mansour E Al Salem.

Aksi Lempar Botol Suporter, Panpel Berharap AFC Tak Beri Sanksi


Suporter indonesia

Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Indonesia kontra Arab Saudi, Timmy Setiawan berharap adanya aksi pelemparan botol plastik air mineral yang dilakukan sebagian kecil suporter tim nasional tidak berbuah sanksi dari AFC.
Menurut Timmy, aksi yang dilakukan suporter Indonesia yang melempari suporter Arab Saudi, bukanlah dianggap pelanggaran berat karena baginya wajar apabila terdapat gesekan-gesekan kecil di antara para pendukung. Selain itu, mengenai adanya flare yang dinyalakan di dalam stadion, Timmy juga merasa aksi itu bukan pelanggaran yang bisa mengganggu pemain di lapangan.
“Saya yakin itu bukan merupakan pelanggaran berat, karena pelanggaran berat adalah ketika tindakan suporter dinilai mengganggu jalannya pertandingan, atau mengganggu pemain,” ujar Timmy kepada wartawan seusai pertandingan.
“Kita tentu berharap tidak ada laporan negatif dari pengawas AFC yang tadi ada di stadion. Kita juga belum tahu, karena laporan biasanya baru disampaikan tiga hari setelah pertandingan. Pasti kita maunya tak ada sanksi dari AFC,” tambahnya.
Saat berjalannya laga antara Indonesia kontra Arab Saudi, tanpa diketahui penyebabnya, terjadi aksi pelemparan botol dari suporter Merah Putih yang berada di tribun atas stadion kepada suporter The Green Falcons yang ada di bawahnya. Kejadian itu membuat suporter Arab Saudi diungsikan oleh petugas keamanan ke tribun media.
Namun, ketika sampai di tribun media, masih ada aksi pelemparan, meski dalam skala yang lebih kecil. Akhirnya suporter Arab Saudi diungsikan lagi ke tribun VIP barat, bergabung dengan fans Arab Saudi yang sejak awal telah berada di sana.

Nyaris Ricuh Gara-Gara Tiket


Loket timnas

Tingginya Animo Masyarakat untuk menyaksikan laga Indonesia kontra Arab Saudi sudah terlihat sejak kemarin (22/3). Ratusan suporter bahkan sampai melurug kantor PSSI di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) untuk bisa mendapatkan tiket.
Kejadian bermula dari keinginan suporter untuk membeli tiket. Padahal, loket penjualan tiket baru dibuka mulai pagi ini pada pukul 09.00. setelah berkeliling dan melihat loket belum dibuka, suporter yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia itu pun mendatangi kantor PSSI.Mereka beranggapan tiket sudah berada di kantor PSSI.
Nah, Kejadian itu sempat memicu ketegangan karena ratusan suporter tersebut memaksa masuk ke dalam kantor PSSI. Bahkan, sebagian suporter terlihat menggebrak meja resepsionis dan melepas beberapa bendera yang ada di kantor PSSI. Mereka mencoba menerobos masuk untuk menemui pengurus PSSI.
Beruntung , perwakilan Panpel berhasil memberikan penjelasan yang membuat kemarahan para suporter mereda meski sebelumnya sempat terjadi adu mulut dengan keras. “Kami belum memegang tiket. Besok (hari ini, Red) tiket akan langsung disebar ke loket-loket di sekitar SUGBK. Anda memaksa, tapi tiket itu benar-benar belum di kami. Kalau ada untuk apa kami simpan-simpan,” kata Edwin Napitupulu, panpel pertandingan bagian keamanan.
Meski mereda, suporter terlihat belum puas. Muhamad Rio, suporter asal Medan itu mengaku kecewa karena usahanya untuk datang lebih awal tak membuahkan hasil. Padahal, dia mengaku sempat mendapat informasi jika loket dibuka mulai Jumat (22/3).
“Saya jauh-jauh dari Medan, baru datang kesini pagi ini ternyata tidak ada tiket. Bagaimana panpel informasinya ini,” ucapnya.
Rio pantas kecewa sebab dia harus sampai bolos sekolah agar bisa membeli tiket lebih awal ke Jakarta. Sayang, usahanya untuk mendapat tiket sia-sia.
“Terpaksa besok saya datang pagi-pagi untuk dapat tiket. Niat saya untuk mendukung “Timnas sangat besar. Karena itu saya rela bolos sekolah,” ujar murid SMA Negeri 6 Medan tersebut.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Rahmat Susanto. Suporter asal Semarang itu juga berangkat lebih awal sebelum hari pertandingan dengan asumsi bisa mendapat tiket lebih dulu. Sayang, usahanya tak membuahkan hasil.
“Saya memang mau menginap disini. Kalau bisa kayak dulu di Piala AFF, saya juga sampai menginap di depan loket untuk bisa dapat jatah. Demi Timnas “saya tidak masalah,” ujarnya berapi-api.
Pada hari ini, Panpel akan menyebar tiket di empat titik loket. Setiap titik akan dijual tiket dengan berbagai kategori. Di loket Pintu Barat Senayan, dijuatl tiket VVIP, VIP, dan Kategori I. Loket Al Bina, dijual tiket Kategori I dan kategori II. Sedangkan di Pintu timur Senayan dijual tiket kategori I, II, dan III. Sementara di loket pintu utara Senayan hanya dijual tiket kategori III. (aam/jpnn)

Penggemar Timnas Keluhkan Panitia Penjualan Tiket


Loket timnas
Penggemar Timnas kecewa dengan panitia pelaksana penjualan tiket untuk laga Indonesia lawan Arab Saudi. Pasalnya, panitia tidak membuka penjualan tiket melalui online.
“Biasanya kan ada penjualan online, ini hari H baru dijual,” ujar Eko Wahyudi seorang penggemar Timnas kepadaTribunnews.com di kawasan Senayan, Jakarta, Sabtu (23/3/2013).
Akibat dari tidak dibukanya penjualan online, para penggemar Timnas harus berdesakkan untuk membeli tiket di loket. Panitia hanya membuka empat loket untuk menjual seluruh kategori tiket.
“Masa 75.000 tiket cuma buka empat loket,” keluhnya.
Adapun loket yang disediakan panitia adalah loket Utara, loket Barat, loket Albina dan loket Timur.
Loket Barat menjual tiket kategori VVIP, VIP dan Kategori 1. Loket Albina menjual tiket kategori 1 dan 2. Loket Timur kategori menjual tiket kategori 1, 2 dan 3. Dan yang terakhir loket Utara yang hanya menjual tiket kategori 3.
Untuk harganya, tiket dibanderol mulai dari Rp 50.000 untuk kategori 3 sampai Rp 1.000.000 untuk kelas VVIP. Panitia berencana melepas 75.00 tiket dalam pertandingan ini

Inilah Tuntutan Yang Diajukan The Jakmania Kepada Jokowi


Jakmania Jakmania demo

Hari ini puluhan massa yang menamakan diri Aliansi Penyelamat Persija, menggelar aksi unjuk rasa di depan Balai Kota Jakarta, Selasa (19/3/2013). Mereka berunjuk rasa sambil membawa beberapa tuntutan kepada Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo.
“Tuntutan kami jelas, yaitu pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus segera penuhi empat tuntutan kami,” ujar Koordinator Aksi Aliansi Penyelamat Persija, Irlan di depan Balai Kota.
Irlan menyebutkan, empat tuntutan yang dibawa Aliansi Penyelamat Persija yang mayoritas anggota The Jakmania ini yaitu pertama, menyediakan lapangan latihan di wilayah DKI Jakarta yang dapat digunakan oleh Persija Jakarta.
Kedua, mengembalikan fasilitas mess yang dulu pernah diambil paksa oleh Pemprov DKI Jakarta. Ketiga, memperbaiki Bus Persija yang saat ini digunakan oleh Persija Jakarta. Dan keempat, Pemprov DKI Jakarta harus mempermudah izin pemakaian Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) untuk laga kandang Persija, sambil menunggu proses pembangunan stadion yang dijanjikan.
Selain itu Aliansi Penyelamat Persija juga meminta Pemprov DKI Jakarta membantu mengembalikan sejumlah pemain berloyalitas tinggi seperti Bambang Pamungkas, Leo Saputra, Andrytani, Ramdani Lestaluhu dan Hasim Kipuw Untuk segera bermain kembali di Persija.
Mereka juga meminta Pemprov DKI Jakarta membantu manajemen klub yang dijuluki ‘Macan Kemayoran’ itu dalam usahanya menggaet sponsor demi menyelesaikan masalah finansial di Persija Jakarta.
“Kami berharap Pemprov DKI Jakarta juga total mendukung Persija Jakarta dalam segala hal, karena bagi kami, Persija adalah kebanggaan Jakarta,” tutur Irlan. (tribunnews)
 

Berita LPI


Berita Timnas


Berita ISL

BeritaSuporter
23 Mar 2013

Pelatih Arab Saudi Kagumi Fans Indonesia

Pelatih Timnas Arab Saudi, Juan Ramon Lopez Caro, menyatakan kekagumannya pada suporter Timnas Indonesia yang begitu fanatik saat mendukung tim kesayangannya mereka...
More news
TipsPemainBola
17 Mar 2013

Cara Menjadi Pesepak Bola Handal

Untuk menjadi pemain handal kita harus tahu langkah-langkah. seperti berikut: Sedikit info Rajin Berlatih Sepak bola, dikarenakan latihan merupakan penilaian dari seorang pelatih ...
More news

Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Seputar Bola Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger