Liga Prima Indonesia (bahasa Inggris: Indonesian Premier League, disingkat IPL) adalah kompetisi sepak bola antar klub profesional level tertinggi di Liga Indonesia sejak musim 2011–12. Kompetisi ini dibentuk PSSI sebagai penerus Liga Super Indonesia (LSI), yang pada musim terakhirnya mengalami kisruh dengan Liga Primer Indonesia (LPI). Sebagian klub peserta LPI kemudian melebur ke dalam klub LSI dan menjadi peserta IPL, sementara sebagian klub LSI lainnya kemudian menyelenggarakan LSI 2011–12. Pertandingan perdana IPL diselenggarakan pada tanggal 15 Oktober 2011[3] (mundur dari rencana semula tanggal 8 Oktober 2011)[4], dengan mempertemukanPersib Bandung melawan Semen Padang FC[5] namun hasilnya dibatalkan karena kepindahan Persib ke LSI 2011–12. Akhirnya pertandingan pertama diselenggarakan pada tanggal 26 November 2011 mempertemukan Persiba Bantul melawan Bontang FC.
Persiapan
Seiring dengan bergantinya kepengurusan PSSI setelah melalui serangkaian kisruh dan kontroversi penyelenggaraan Liga Primer Indonesia, kepengurusan PSSI baru di bawah kepemimpinan Ketua Umum Djohar Arifin Husin berencana membuat berbagai perubahan pada kompetisi liga yang ditujukan untuk membuat kompetisi menjadi profesional.
Penunjukan pengelola baru dan kontroversi nama
Pada tanggal 26 Agustus 2011, Anggota Komite Eksekutif dan Ketua Komite Kompetisi PSSI, Sihar Sitorus, mengumumkan bahwa PSSI telah menunjuk PT Liga Prima Indonesia sebagai pengelola kompetisi profesional musim 2011–12. Penunjukan ini dilatarbelakangi karena pengelola sebelumnya, PT Liga Indonesia (PT LI), belum memberikan laporan pertanggungjawaban kepada PSSI, sementara waktu verifikasi yang akan dilakukan oleh AFC sudah semakin dekat.[6] CEO PT Liga Prima Indonesia dijabat oleh Widjajanto, yang merupakan mantan CEO PT Liga Primer Indonesia.[7]
Setelah penunjukan ini, media mulai menyebut bahwa kompetisi 2011–12 akan bernama "Liga Prima Indonesia", mengikuti nama pengelolanya yang juga dianggap masih berbau Liga Primer Indonesia.[8] Djohar sendiri kemudian membantah hal tersebut dan menyebutkan bahwa "Liga Prima" hanyalah nama perusahaan, bukan nama kompetisi.[9] Pada tanggal 16 September 2011, bersamaan dengan keputusan mengenai format dan peserta liga, Anggota Komite Eksekutif dan Ketua Komite Hukum PSSI, La Nyalla Machmud Mattalatti, menyatakan bahwa, berdasarkan rapat Komite Eksekutif PSSI, kompetisi musim 2011–12 tetap menggunakan nama "Liga Super Indonesia".[10] Keputusan mengenai penunjukan PT Liga Prima Indonesia juga sempat digugat dalam rapat tersebut,[11] walaupun akhirnya tidak ada perubahan keputusan.[12] Rapat tersebut juga mengangkat Presiden Direktur Persisam Samarinda, Harbiansyah Hanafiah, sebagai DirekturBadan Liga Indonesia (BLI) yang baru, menggantikan Andi Darussalam Tabusala yang sebelumnya telah mengundurkan diri.[13] Tidak sampai seminggu, Harbiansyah kemudian mengundurkan diri karena tidak setuju dengan keputusan lanjutan rapat Komite Eksekutif PSSI mengenai jumlah peserta.[14] Mundurnya Harbiansyah membuat PSSI memutuskan untuk meniadakan BLI, sehingga kompetisi langsung dikendalikan oleh PT Liga Prima Indonesia.[15]
Keputusan mengenai nama liga kembali diubah, setelah Widjajanto mengumumkan bahwa Komite Eksekutif PSSI menetapkan kompetisi bernama "Liga Prima Indonesia" atau "Indonesian Premier League" (disingkat "IPL").
Kontroversi format dan struktur
Pada tanggal 26 Agustus 2011, Sihar mengumumkan bahwa kompetisi profesional musim 2011–12 akan terbagi ke dalam dua level, yaitu level 1 dan level 2. Level 1 akan terbagi ke dalam dua wilayah yang masing-masing berisi 16 klub. Dua tim yang menduduki posisi teratas pada klasemen akhir masing-masing wilayah akan berlaga di babak empat besar yang digelar dengan sistem gugur kandang dan tandang. Sementara dua tim terbawah masing-masing wilayah akan terdegradasi ke Level 2.[17] Level 2 akan terbagi ke dalam empat grup yang masing-masing berisi 12 klub.[4]
Setelah pengumuman Sihar tersebut, Djohar dan La Nyalla mengeluarkan komentar-komentar yang cenderung tidak sependapat dengan Sihar. Menurut Djohar, format kompetisi dua wilayah masih belum final dan tergantung keputusan AFC. Sponsor juga cenderung lebih mendukung format kompetisi satu wilayah. Kalaupun memang dua wilayah, maka itu hanya untuk musim 2011–12 saja.[9] Sementara La Nyalla menuturkan bahwa format kompetisi yang sesuai dengan Statuta PSSI adalah satu wilayah.[18]
Setelah rapat pada tanggal 16 September 2011, Komite Eksekutif PSSI kemudian memutuskan bahwa kompetisi musim 2011–12 akan tetap diselenggarakan dengan format satu wilayah dan juga tidak ada perubahan mengenai struktur liga
Kontroversi tim peserta
Bersamaan dengan pengumuman mengenai format dan struktur, pada tanggal 26 Agustus 2011, Sihar juga mengumumkan bahwa kompetisi profesional level 1 akan diikuti oleh 32 klub (yang terbagi ke dalam 2 wilayah). Pada saat itu, PSSI mengeluarkan daftar 34 klub calon peserta yang merupakan 18 klub eks-peserta LSI 2010–11 dan 14 klub yang sudah berbadan hukum PT. Dua klub yang mendapatkan nilai terendah dalam verifikasi kelayakan stadion oleh AFC akan menjadi peserta kompetisi profesional level 2. Ke-34 klub tersebut adalah sebagai berikut:[4]
|
|
|
|
Untuk kompetisi profesional level 2, direncanakan akan diikuti oleh 48 klub. Bersamaan dengan pengumuman calon peserta kompetisi profesional level 1, PSSI juga mengeluarkan daftar 36 klub calon peserta kompetisi profesional level 2. Kekurangan peserta direncanakan akan diambil dari dua klub calon peserta kompetisi profesional level 1 yang mendapatkan nilai terendah dalam verifikasi kelayakan stadion oleh AFC, sementara sisanya akan dibuka pendaftaran untuk 10 klub dari Divisi 1 di luar klasemen musim sebelumnya, dengan syarat sudah berbadan hukum PT. Ke-36 klub tersebut adalah sebagai berikut:[4]
|
|
|
|
Pada tanggal 14 September 2011, Wakil Ketua Komite Kompetisi PSSI, Toni Aprilani, mengumumkan bahwa dari ke-34 klub yang sebelumnya dinyatakan ada di level profesional, setelah diverifikasi ternyata hanya ada enam klub yang dianggap klub profesional oleh AFC. Keenam klub itu tidak bermain di LSI 2010–11. Keenam klub tersebut adalah:[21]
- Persibo Bojonegoro
- Persik Kediri
- Persis Solo
- Persikota Tangerang
- Persebaya Surabaya
- PSIS Semarang
Setelah rapat pada tanggal 16 September 2011, Komite Eksekutif PSSI kemudian memutuskan bahwa kompetisi musim 2011–12 akan diikuti oleh 18 klub yang terdiri dari 14 klub peserta LSI 2010–11 yang memiliki posisi tertinggi dan 4 klub promosi dari Divisi Utama 2010–11. Seluruh klub peserta harus terlebih dahulu memenuhi semua persyaratan, termasuk persyaratan baru mengenai keuangan dimana klub tidak diperbolehkan lagi menggunakan dana dari APBD. Jika ada klub yang tidak memenuhi persyaratan, maka akan digantikan oleh klub yang berada di posisi di bawahnya. PSSI memperkirakan seluruh proses verifikasi akan selesai pada tanggal 26 September 2011.[19][20]
Selanjutnya, pada lanjutan rapat Komite Eksekutif PSSI pada tanggal 21 September 2011, PSSI kemudian memutuskan untuk menambah jumlah calon tim yang akan diverifikasi menjadi 24 klub.[22] Keenam klub tambahan terdiri dari 3 klub eks peserta LSI 2010–11 yang pindah ke LPI; 2 klub berdasarkan alasan sejarah, basis pendukung yang kuat, dan keinginan sponsor; dan 1 klub yang merupakan tim degradasi terbaik. Banyak pihak yang mempertanyakan keputusan ini karena dinilai tidak memiliki dasar yang kuat[23] dan melanggar Statuta PSSI.[24] Keputusan ini juga memicu pengunduran diri Harbiansyah dari jabatan Direktur BLI yang belum seminggu diembannya.[14]
Pada tanggal 26 September 2011, PSSI menunda pengumuman hasil verifikasi selama sehari karena masih ada sekitar 10 klub yang belum melengkapi berkas. Dari hasil tabulasi sementara, ada enam klub yang diperkirakan tidak lolos verifikasi.[25] Keesokan harinya, Sihar mengumumkan bahwa kompetisi akan diikuti oleh seluruh 24 klub yang telah diverifikasi.[26] Komite Media PSSI kemudian menegaskan kembali bahwa penambahan jumlah peserta menjadi 24 klub tidak melanggar Statuta PSSI.[27] Di dalam lanjutan rapat Komite Eksekutif PSSI pada tanggal 30 September 2011, jumlah peserta kompetisi kembali dibahas. Empat dari sembilan orang anggota Komite Eksekutif menolak kompetisi diikuti oleh 24 klub.[28] Walaupun demikian, tidak ada perubahan yang terjadi dalam rapat tersebut. La Nyalla, salah satu anggota Komite Eksekutif yang sejak awal beranggapan bahwa jumlah 24 tim melanggar Statuta PSSI, menegaskan bahwa dirinya akan menggalang dukungan untuk menggelar kongres luar biasa.
Kontroversi hak siar
PT Liga Prima Indonesia selaku pengelola kompetisi profesional telah menandatangani nota kesepahaman dengan penyedia konten televisi asal Malaysia, Broadway Media, melalui televisi satelit berbayar Astro. Dengan adanya kerjasama ini PT Liga Prima Indonesia memberikan hak dan kewenangan kepada Broadway Media untuk menyiarkan pertandingan kompetisi profesional untuk pemirsa televisi berbayar di Malaysia dan Brunei Darussalam.[30] Sementara, mengenai stasiun televisi pemegang hak siar di dalam negeri, PSSI telah mengindikasikan akan melanjutkan kerja sama dengan antv, walaupun sampai saat ini masih mencoba untuk menegosiasikan berbagai perubahan mengenai ketentuan kontrak.[31]
Pada tanggal 12 Oktober 2011, 3 hari sebelum kick-off kompetisi, masalah hak siar kembali mengemuka setelah PSSI dikabarkan memberikan hak siar kepada Media Nusantara Citra.[1] antv sebagai pemegang hak siar kompetisi sebelumnya yang masih memiliki sisa kontrak selama 6 musim lagi mengancam akan menggugat PSSI dan MNC melalui jalur hukum.[32] antv juga mengancam akan meminta pengadilan menyatakan hak siar liga sebagai barang sengketa, sehingga tidak ada stasiun televisi yang berhak menyiarkannya sampai statusnya jelas.[33][34] Sehari sebelum kick-off kompetisi, PT Liga Prima Indonesia Sportindo (pengganti PT Liga Prima Indonesia) mengumumkan bahwa MNC secara resmi memenangi hak siar IPL selama 4 musim mulai musim 2011–12. IPL akan disiarkan di tiga stasiun televisi milik MNC, yaitu RCTI, MNCTV, dan Global TV
Perubahan kuota pemain asing
Untuk kompetisi musim ini, PSSI menetapkan bahwa sebuah tim hanya boleh mempunyai maksimal 4 pemain asing dengan formula 3+1, yaitu maksimal 3 pemain non-Asia dan minimal 1 pemain Asia. Ini berubah dari aturan musim sebelumnya dimana formula yang digunakan adalah 3+2
Penentangan dari sebagian klub dan penyelenggaraan kembali LSI
Pada pertemuan manajer klub peserta kompetisi yang diadakan pada tanggal 13 Oktober 2011, klub-klub peserta terpecah ke dalam 2 kubu. 14 klub menolak mengikuti Liga Prima Indonesia di bawah pengelolaan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (PT LPIS) yang direncanakan akan dimulai pada tanggal 15 Oktober 2011 dan memilih menyelenggarakan LSI yang tetap dikelola oleh PT LI sesuai dengan amanat Kongres II PSSI 2011.[37] Ke-14 klub ini, yang didukung oleh La Nyalla,[38] menentang pembentukan PT LPIS karena mekanisme pembagian saham yang dianggap melanggar amanat kongres dan menganggap penetapan 24 klub peserta kompetisi melanggar Statuta PSSI.[39][40] Di lain pihak, ada kubu 10 klub yang tetap mendukung Liga Prima Indonesia dimulai pada tanggal 15 Oktober 2011 meskipun juga tetap meminta adanya restrukturisasi kepemilikan saham PT LPIS agar sesuai dengan amanat Kongres II PSSI 2011.[41][42] PT LPIS sendiri, yang baru terbentuk pada tanggal 5 Oktober 2011, merupakan pengganti PT Liga Prima Indonesia.[43]
Walaupun disebutkan termasuk ke dalam kubu 14 klub, Persib Bandung dan Semen Padang FC tetap bermain dalam pertandingan perdana IPL pada tanggal 15 Oktober 2011 di Stadion Si Jalak Harupat dengan status pertandingan yang belum ditentukan.[44]
Pada tanggal 26 Oktober 2011, setelah batas waktu registrasi ulang klub peserta IPL, Widjajanto mengumumkan bahwa 18 klub telah mendaftarkan diri sebagai peserta, termasuk 4 klub yang masih harus melengkapi dokumen registrasinya.[45] Keesokan harinya, 6 dari 18 klub yang diklaim telah melakukan registrasi ulang untuk mengikuti IPL malah menghadiri RUPS PT LI dan membantah akan mengikuti IPL.[46][47] RUPS dihadiri oleh 13 klub, dimana 1 klub yaitu Persib tidak mengisi daftar hadir.[48][49] RUPS juga dihadiri oleh beberapa perwakilan pengurus provinsi PSSI dan empat anggota Komite Eksekutif PSSI, yakni La Nyalla, Toni Apriliani, Robertho Rouw, dan Erwin Dwi Budiman.[50] Dalam RUPS tersebut, disepakati untuk menyelenggarakan LSI 2011–12 dengan kick-off pada tanggal 1 Desember 2011.
Ketidakjelasan sikap dan konflik internal klub
[sunting]Arema Indonesia
Terjadi dualisme pengelolaan di tubuh Arema. Kubu Siti Nurzanah dan M. Nur mengklaim sebagai pengelola dengan dukungan dari pendiri Arema, Lucky Acub Zainal.[52] Klaim serupa juga datang dari kubu Rendra Kresna dan Iwan Budianto, yang mendapatkan dukungan dari Aremania.[53] Pada tanggal 22 Oktober 2011, Komite Eksekutif PSSI mengakui kubu M. Nur sebagai pengelola Arema yang sah.[54] Sempat dikabarkan bergabung ke dalam kelompok 14 klub yang menentang IPL,[55] Arema akhirnya kemudian resmi terdaftar sebagai peserta IPL.[56] Kubu Rendra Kresna yang pernah mengisyaratkan tidak akan mempermasalahkan lagi masalah pengelolaan Arema[57], pada akhirnya kemudian menjadi peserta LSI 2011–12.
[sunting]Persebaya Surabaya
Perpecahan antara kubu Wishnu Wardhana yang musim sebelumnya memimpin Persebaya pada Divisi Utama 2010–11 dengan kubu Saleh Ismail Mukadar yang memimpin Persebaya 1927pada Liga Primer Indonesia terus berlanjut ke musim kompetisi ini. Kubu Saleh Ismail Mukadar mendapat dukungan dari Ketua Umum Persebaya yang baru, Cholid Gorumah. Pada tanggal 22 Oktober 2011, Komite Eksekutif PSSI memutuskan bahwa kedua kubu Persebaya harus melakukan merger dan membentuk perusahaan baru dalam waktu 30 hari. Untuk sementara, PT Persebaya Indonesia yang mengelola Persebaya 1927 ditunjuk sebagai pengelola hingga terbentuknya perusahaan baru tersebut.[58] Tim yang akan digunakan sebagian besar terdiri dari pemain-pemain eks Persebaya 1927.[59][60] Pada perkembangan selanjutnya, proses merger terancam gagal karena kubu Wishnu lebih memilih untuk mengikuti Divisi Utama 2011–12.[61]
[sunting]Persib Bandung
Persib pada awalnya disebutkan termasuk ke dalam kelompok 14 klub yang menentang IPL. Akan tetapi, Persib tetap bermain pada pertandingan pembukaan melawan Semen Padang FC. Setelah pertandingan tersebut, Persib kemudian mengumumkan bahwa mereka bersikap netral terhadap kisruh penyelenggaraan kompetisi antara IPL dan LSI. Direktur Marketing Persib,Muhammad Farhan, menghadiri RUPS PT LI pada tanggal 27 Oktober 2011 tetapi tidak menandatangani daftar hadir. RUPS tersebut akhirnya mengambil keputusan untuk menyelenggarakan LSI 2011–12. Farhan mengatakan bahwa Persib sebenarnya ingin bermain di bawah PT LI, tetapi klausul kontrak dengan sponsor menyebutkan bahwa Persib harus bermain di dalam kompetisi yang diakui PSSI.[62] Pada akhirnya, Persib memilih untuk mengikuti LSI 2011–12 dan hasil pertandingan pembukaan kemudian dibatalkan.
[sunting]Persija Jakarta
Memasuki kompetisi musim 2011–12, Persija diklaim oleh 3 pihak berbeda, yaitu PT Persija Jaya, PT Persija Jakarta, dan PT Persija Jaya Jakarta. PSSI pada akhirnya memutuskan PT Persija Jaya yang didaftarkan oleh salah satu direksinya, Bambang Sutjipto, sebagai pihak yang berhak mengatasnamakan Persija. Kubu Bambang didukung oleh Hadi Basalamah, CEO Jakarta FC, sehingga tim Persija yang akan berkompetisi di IPL sebagian besar terdiri dari pemain-pemain eks Jakarta FC. PT Persija Jaya Jakarta di bawah pimpinan Ferry Paulus menolak mengakui keputusan tersebut. Kubu Ferry didukung oleh sebagian besar stakeholder Persija, antara lain para pemain Persija musim sebelumnya dan The Jakmania. Persija versi Ferry sendiri kemudian tercatat mengikuti RUPS PT LI tanggal 27 Oktober 2011 dan menjadi peserta LSI 2011–12. Sementara, di tubuh Persija versi Bambang kemudian terjadi konflik internal karena direksi dan komisaris PT Persija Jaya yang lain, Benny Erwin dan Mahfud Nigara, tidak terima dengan keputusan Bambang yang mendaftarkan Persija mengikuti IPL.[63] Nigara dan perwakilan klub anggota Persija yang merupakan pemegang saham PT Persija Jaya meminta pembubaran perusahaan tersebut.[64][65]
[sunting]PSMS Medan
Terjadi perbedaan pendapat di tubuh internal PSMS menyikapi keikutsertaan dalam kompetisi. PSMS, yang sebelumnya telah melakukan merger dengan Bintang Medan FC, didaftarkan oleh CEO Bintang Medan FC, Dityo Pramono, sebagai peserta IPL.[66] Sementara Pelaksana Teknis PSMS, Idris, menyatakan bahwa PSMS telah memilih untuk berkompetisi di Divisi Utama 2011–12, yang memang merupakan kompetisi yang berhak diikuti oleh PSMS sesuai dengan hasil kompetisi musim sebelumnya.[67] Pelaksana Teknis PSMS yang lain, Benny Tomasoa, menyebutkan bahwa pada pertemuan manajer klub tanggal 13 Oktober 2011, Idris memerintahkan untuk mengikuti IPL. Ia sekarang heran mengapa keputusan itu kemudian berubah lagi.[68] Pada tanggal 30 November 2011, klub-klub anggota PSMS menyepakati bahwa PSMS akan mengikuti IPL dan LSI 2011–12 dengan 2 tim yang berbeda.[69]
[sunting]Tim
PSSI menetapkan 24 tim sebagai peserta IPL, yang terdiri dari 18 klub yang merupakan klub yang memang berhak tampil dalam liga level teratas musim ini (14 klub peserta LSI 2010–11 yang memiliki posisi tertinggi dan 4 klub promosi dari Divisi Utama 2010–11) dan 6 klub yang ditunjuk oleh PSSI dengan berbagai pertimbangan (3 klub eks peserta LSI 2010–11 yang pindah ke LPI; 2 klub berdasarkan alasan sejarah, basis pendukung yang kuat, dan keinginan sponsor; dan 1 klub yang merupakan tim degradasi terbaik). Pada tanggal 27 Oktober 2011, CEO PT LPIS, Widjajanto mengumumkan bahwa 18 klub telah mendaftarkan diri sebagai peserta IPL. Hal ini kemudian dibantah keesokan harinya, dimana 6 dari 18 klub yang diumumkan oleh Widjajanto ternyata mengikuti RUPS PT LI dan mendukung penyelenggaraan LSI. Sehingga apabila ditambah dengan 6 klub yang memang tidak mendaftarkan diri, secara keseluruhan terdapat 12 klub yang menolak menjadi peserta IPL, yaitu:
|
|
|
Ke-12 klub ini kemudian tercatat sebagai peserta LSI 2011–12 yang akan diselenggarakan oleh PT LI.
Pada tanggal 18 November 2011, PT LPIS mengumumkan jadwal lanjutan IPL dengan peserta sebanyak 17 klub.[70] Arema Indonesia dan Persija Jakarta yang mengalami konflik kepengurusan juga terdaftar mengikuti LSI 2011–12 dengan susunan kepengurusan dan tim yang berbeda. Sementara Mitra Kutai Kartanegara, Persib Bandung, Persidafon Dafonsoro, Persipura Jayapura,PSMS Medan, dan Sriwijaya FC, hingga pertemuan klub-klub LSI 2011–12 pada tanggal 19 November 2011, juga masih diklaim oleh PT LI sebagai peserta liga tersebut.[71] Sikap Mitra Kutai Kartanegara, Persib Bandung, Persidafon Dafonsoro, dan Persipura Jayapura kemudian terlihat ketika mereka menolak menyelenggarakan pertandingan pekan pertama IPL pada tanggal 26 November 2011.[72][73] Pada tanggal 29 November 2011, Widjajanto mengumumkan bahwa terjadi perubahan peserta IPL menjadi 13 klub sehubungan dengan tidak tampilnya keempat klub tersebut pada pekan pertama.[74] Sementara PSMS Medan (dan Sriwijaya FC pada awalnya direncanakan) memiliki 2 tim yang masing-masing mengikuti IPL dan LSI 2011–12.[75] Sriwijaya FC kemudian resmi hanya mengikuti LSI 2011–12 setelah dijatuhi sanksi oleh PSSI,[76] menyusul sanksi yang sama yang sebelumnya juga telah dijatuhkan kepada klub-klub lainnya.[77]
[sunting]Stadion dan lokasi
Klub | Kabupaten/kota | Stadion | Kapasitas |
---|---|---|---|
Arema Indonesia* | Malang | Gajayana | 30.000 |
Bontang FC | Bontang | Mulawarman | 12.000 |
Persebaya Surabaya | Surabaya | Gelora Bung Tomo | 55.000 |
Persema Malang | Malang | Gajayana | 35.000 |
Persiba Bantul | Bantul | Sultan Agung | 35.000 |
Persibo Bojonegoro | Bojonegoro | Letjen H. Soedirman | 15.000 |
Persija Jakarta (IPL)* | Madiun | Belum memiliki stadion kandang tetap | |
Persijap Jepara | Jepara | Gelora Bumi Kartini | 25.000 |
Persiraja Banda Aceh | Banda Aceh | Harapan Bangsa | 40.000 |
PSM Makassar | Makassar | Andi Matalatta | 30.000 |
PSMS Medan* | Medan | Teladan | 15.000 |
Semen Padang | Padang | Agus Salim | 28.000 |
Catatan:
- * Mengalami dualisme kepengurusan, terdapat tim lain bernama sama yang merupakan peserta LSI 2011–12.
[sunting]Pelatih, kapten tim, dan kostum jersey
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
Tim | Pelatih1 | Kapten | Pemasok kostum | Sponsor kostum |
---|---|---|---|---|
Arema Indonesia | Dejan Antonić | Legimin Raharjo | Umbro | |
Bontang FC | Eddy Simon | Ridwansyah | Specs | |
Persebaya Surabaya | Divaldo Alves | Erol Iba | Mitre | |
Persema Malang | Slave Radovský | Bima Sakti | Reebok | |
Persiba Bantul | M. Basri | Wahyu Wijiastanto | Nike | |
Persibo Bojonegoro | Paulo Camargo | Samsul Arif | Mitre | |
Persija Jakarta | Toyo Hartoyo | Danilo Fernando | Mitre | |
Persijap Jepara | Agus Yuwono | Anam Syahrul | Mitre | Bank Jateng |
Persiraja Banda Aceh | Herry Kiswanto | Abdoulaye Djibril | Mitre | |
PSM Makassar | Petar Segrt | Andi Oddang | Vilour | Bosowa |
PSMS Medan | Fabio Lopez | Fadly Hariri | ||
Semen Padang FC | Nil Maizar | Elie Aiboy | Specs | Semen Padang |
[sunting]Pergantian pelatih
Tim | Manajer keluar | Penyebab | Tanggal keluar | Posisi klasemen | Manajer masuk | Tanggal masuk |
---|---|---|---|---|---|---|
Arema Indonesia | Milomir Seslija | Dipecat | Januari 2012 | Ke-5 | Abdul Rahman Gurning (pelatih sementara) | Januari 2012 |
Arema Indonesia | Abdul Rahman Gurning | Pelatih sementara | 24 Januari 2012 | Ke-6 | Dejan Antonić[78] | 24 Januari 2012 |
Persija Jakarta | Jaya Hartono | Mengundurkan diri | Maret 2012 | Ke-10 | Toyo Hartoyo (pelatih sementara) | Maret 2012 |
Semen Padang | Nil Maizar | Menjadi pelatih Indonesia | Maret 2012 | Ke-1 | Suhatman Imam (pelatih sementara) | April 2012 |
[sunting]Klasemen
Pos | Tim | Main | M | S | K | GM | GK | SG | N |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Semen Padang | 22 | 13 | 7 | 2 | 46 | 21 | +25 | 46 |
2 | Persebaya Surabaya | 22 | 12 | 2 | 8 | 31 | 23 | +8 | 38 |
3 | Arema Indonesia | 22 | 11 | 4 | 7 | 42 | 26 | +16 | 37 |
4 | Persiba Bantul | 22 | 10 | 5 | 7 | 30 | 23 | +7 | 35 |
5 | Persibo Bojonegoro | 22 | 10 | 3 | 9 | 31 | 27 | +4 | 33 |
6 | PSM Makassar | 22 | 9 | 7 | 6 | 29 | 26 | +3 | 34 |
7 | Persiraja Banda Aceh | 22 | 9 | 5 | 8 | 27 | 30 | −3 | 32 |
8 | Persema Malang | 22 | 10 | 4 | 8 | 32 | 32 | 0 | 31 |
9 | Persija Jakarta | 22 | 7 | 7 | 8 | 38 | 31 | +7 | 25 |
10 | Persijap Jepara | 22 | 4 | 5 | 13 | 18 | 38 | −20 | 14 |
11 | Bontang FC | 22 | 4 | 4 | 14 | 21 | 43 | −22 | 13 |
12 | PSMS Medan | 22 | 2 | 7 | 13 | 17 | 39 | −22 | 10 |
Diperbarui hingga pertandingan tanggal 17 Juli 2012
Posting Komentar