Afan Lubis dkk yang akan mempersiapkan pertandingan lawan PS Bangka mulai kesulitan mengonsumsi makanan di mes PSMS.
Afan Lubis dkk yang akan mempersiapkan pertandingan lawan PS Bangka (14/2) mulai kesulitan mengonsumsi makanan di mes PSMS. Ini terjadi lantaran tidak mengalirnya dana operasional ke bagian dapur. Tim memasak tidak melakukan aktivitas apapun di dapur karena bahan makanan tidak ada. Beberapa pemain memilih membeli nasi bungkus untuk dimakan di mes. Padahal jauh hari, ketua umum Indra Sakti Harahap mengumbar soal dana tim yang aman karena masuknya beberapa sponsor.
Kondisi ini sudah berawal sejak Jumat (8/2) lalu. Sehari sebelum laga kontra PS Bengkulu, pemain sempat kembali disediakan konsumsi. Namun pada Sabtu harinya, konsumsi kembali tidak ada sejak Minggu siang (10/2) hingga Senin (11/2).
Selama ini, dana yang terbilang tak sedikit untuk keperluan dapur disebut acapkali disediakan oleh kepala tim dapur, Hj Misnawati yang juga merupakan istri ketua panpel, H Saryono. Hal ini sudah berlangsung sebulan terakhir, namun kondisi pengurus yang tidak mensuplai dana ke dapur tidak mungkin lagi ditanggung sendiri terus menerus.
Akibatnya, latihan skuat Suimin Diharja ini ditiadakan, karena tidak ada konsumsi. Suimin enggan menjabarkan absennya latihan lantaran kendala makanan. "Memang niatnya evaluasi sekaligus ada shadow game di lapangan. Tapi akhirnya kami hanya membuat evaluasi dengan pemain di ruangan,” ujarnya.
Dokter tim, Roriwansyah Pane berharap pengurus bisa menyelesaikan hal ini, sebab akan berpengaruh pada asupan nutrisi pemain jelang lawan PS Bangka. "Bagaimana pula pemain bisa latihan kalau tidak makan? Justru membahayakan. Kalau dia terkapar di lapangan, dokter juga yang nanti disalahkan," tegasnya.
Beruntung, di tengah siatuasi sulit tersebut, Jumiran Abdi, calon wakil Gubernur Sumut mendatangi mes PSMS Senin sore dengan memberikan sumbangan Rp9 juta.
Jumiran juga merupakan mantan pengurus PSMS di era 70 dan 80-an dulu. “Saya dulu pengurus PSMS juga di tahun 1984 sampai tahun 2005. Dari eranya Syarif Siregar sampai Bachtiar Jafar. Dulu PSMS dikenal di era kejayaan zamannya Sunardi A, Yongki dan banyak pemain lainnya. Saya yakin PSMS bisa keluar dari kondisi sulit ini,” ujarnya.
“Saya sebenarnya mau mengajak pemain makan siang. Tapi berhubung mereka sudah makan ya sudah ini ada dana yang tidak banyak. Sebagai mantan pengurus saya peduli dengan PSMS,” ujar mantan pemain PSSA Asahan ini.
Jumiran berharap kondisi PSMS bisa kembali normal pada nantinya. Apalagi PSMS berjuang membawa nama Medan. “Setahu saya dulu diselesaikan di kepengurusan. Tujuannya sama-sama memajukan PSMS. Ini tim yang satu-satunya punya aset. Seperti Kebun Bunga ini. Tinggal bagaimana pengelolaan. Kalaupun ada hal-hal yang tidak mengenakkan ini pasti sebentar saja,” pungkasnya. (gk-38)
Posting Komentar