Malang - Amir Vaziri Yadallah yang berstatus sebagai pemain Arema yang berlaga di Indonesian Premier League (IPL) diciduk pihak imigrasi. Pesepakbola asal Iran itu dianggap telah melanggar ketentuan izin tinggal.
Amir, yang sudah menetap di Indonesia selama dua bulan lebih, ditangkap saat berada di Mess Arema IPL di Jalan Dewandaru Kota Malang, Kamis (7/3/2013) sore WIB.
Kasie Pengawasan dan Penindakan Kantor Imigrasi Kelas I Malang Romi Yulianto menuturkan, izin tinggal pemain berusia 33 tahun itu telah melampaui batas waktu, yakni dua bulan lebih.
Menurut peraturan yang berlaku bagi warga negara asing, lanjutnya, masa tinggal yang melebihi batas waktu harus membayar denda sebesar Rp 200 ribu per harinya. "Tapi khusus kasus ini, tidak ada toleransi," katanya kepada wartawan di Kantor Imigrasi Kelas I Malang, Jalan Raden Intan.
Romi juga menyebut bahwa Amir telah menyalahgunakan izin tinggal, bermodal paspor nomor B 21759908. "Paspor itu menunjukkan jika yang bersangkutan tidak harus menetap di Indonesia," sambungnya.
Sebelumnya, Kantor Imigrasi Kelas I Malang sudah meminta penjelasan dari Manajemen Arema IPL terkait kasus Amir itu. Saat itu manajemen berjanji akan segera melengkapi izin tinggal bagi pemain tersebut.
"Kita sudah koordinasikan dengan manajemen Arema IPL sebelumnya, katanya masih dalam pengurusan visanya," beber Romi.
Kini Amir tengah menjalani pemeriksaan di ruang penindakan Kantor Imigrasi Kelas I Malang.
Menanggapi penangkapan pemain asingnya oleh imigrasi itu, pihak Arema mengaku Amir belum terikat kontrak dengan tim berjuluk Singo Edan itu. Pengurusan visa Amir, katanya, juga tengah diurus oleh agen yang mengantarnya ke tanah air.
"Belum ada kontrak dengan kami," tegas Sekretaris Arema IPL Seprianus Tobo Lodo saat dimintai keterangan secara terpisah.
Meski begitu, sambungnya, pihak Arema memang sudah mendaftarkan Amir ke PSSI dan LPIS, sebagai salah satu persyaratan agar bisa merumput di IPL. "Agen yang membawa Amir harus bertanggung jawab atas kejadian ini," lugasnya.
Posting Komentar