Kubu Arema menganggap pertarungan ini adalah gengsi Jawa Timur.
Gresik United tidak punya kepala, dan situasi internal mereka juga sedang kisruh menyusul keributan antarpemain. Namun, rupanya itu tidak membuat Rahmad Darmawan lengah dalam lanjutan kompetisi Indonesia Super League, Kamis (7/3).
Meski kalah tiga kali di kandang sendiri, Gresik United tetap dipandang sebagai tim kuat. Dalam pikiran RD, aroma gengsi tetap menjadi rujukan teratas untuk melihat kondisi terkini. Karena itu, apapun kondisinya, kalau sudah gengsi, permainan akan berbeda di lapangan karena timbul motivasi untuk tidak mau kalah.
Sebagai bukti, dalam laga pramusim, kedua tim bermain kandang tandang, meski Arema menang dengan skor 3-1, 28 Oktober 2012 di Kanjuruhan. Seminggu kemudian gantian Arema dipecundangi dengan skor 2-0 dengan skuat yang hampir sama, 4 November 2012, di Tridharma.
Arema Indonesia sendiri melawat ke Gresik tanpa diperkuat sejumlah pilarnya karena berbagai sebab, mereka adalah Muhammad Ridhuan, Greg Nwokolo, Dendi Santoso, dan Hendro Siswanto. Tetapi, RD sejak latihan di Malang sudah melakukan simulasi terkait pemain yang akan diturunkan.
"Kita akan tetap memainkan sepakbola menyerang tanpa mengurangi kualitas permainan. Ya, karena kita punya pemain pengganti yang kualitasnya sepadan," urai Rahmad Darmawan kepada GOAL.com Indonesia.
Untuk Hendro, RD dalam simulasinya mencoba alternatif I Gede Sukadana, Joko Sasongko hingga Dedi Kusnandar. Kembalinya Egi Melgiansyah usai akumulasi melawan Pelita Bandung Raya, (28/2) menjadi pilihan di tengah semakin enak. Sedangkan absennya Ridhuan dan Sunarto di sisi kanan sudah digantikan oleh Dendi Santoso yang belakangan selalu memuaskan jika dimainkan.
"Meski mereka [Gresik United] tanpa pelatih kepala, saya tidak melihat ada penurunan kekuatan. Justru kita harus waspada karena para pemain Gresik United pasti punya motivasi bangkit," urai RD.
"Intinya kita tidak boleh lengah, pemain harus tetap berkonsentrasi selama 90 menit." tutup RD. (gk-48)
Posting Komentar