Jalan panjang kisruh dualisme hingga terciptanya penyelesaian konflik internal di tubuh PSSI.
Kisruh internal di tubuh PSSI diawali dari bergulirnya breakaway league Liga Primer Indonesia awal 2011. Pembentukan kompetisi baru di luar otoritas federasi sepakbola Indonesia yang diakui FIFA itu merupakan bentuk dari berbagai ketidakpuasan anggota PSSI. Pada perkembangannya, pembentukan kompetisi ini menciptakan perbedaan yang memisahkan dua kubu, yaitu mereka yang tetap bertahan di Indonesia Super League (ISL) dan mereka yang menginginkan gerakan revolusioner mengubah cara kerja PSSI.Nurdin Halid gagal mempertahankan kursi ketua umum dalam kongres tahun itu, yang diwarnai dengan kekisruhan demi kekisruhan, dan tampil lah Djohar Arifin Husin sebagai ketua umum PSSI untuk periode 2011-2015. Ketua umum terpilih ini tidak mulus dalam bekerja karena dilingkupi berbagai keputusan yang kontroversial. Perbedaan kembali melahirkan terbentuknya Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) yang digagas empat anggota Komisi Eksekutif (Exco), yaitu La Nyalla Mattalitti, Tony Apriliani, Erwin Dwi Budiawan, dan Roberto Rouw. Setelah muncul dua liga, kini lahir pula dua federasi sepakbola di negeri ini.
Kekacauan menyebabkan prestasi timnas Indonesia tak keruan. Hancur-hancuran di markas Bahrain pada laga kualifikasi Piala Dunia 2014, Indonesia juga tidak selamat di AFF Suzuki Cup 2012 meski sempat mengalahkan Singapura, yang akhirnya keluar sebagai juara, dan tersingkir di fase grup. Jangan tanyakan posisi dalam daftar peringkat FIFA karena negara-negara seperti Filipina dan Myanmar sukses mengangkangi Indonesia.
Minggu 17 Maret, muncul titik cerah. Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI digelar hingga tuntas di Hotel Borobudur Jakarta dengan disaksikan perwakilan FIFA. Berbeda dari sejumlah kongres sebelumnya yang diwarnai kekisruhan, kongres berjalan relatif lancar meski diwarnai protes sejumlah peserta yang mengaku punya hak suara dan aksi walk-out enam anggota Exco. Hasil kongres yang diprakarsai Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo dan Ketua KOI Rita Subowo ini akan dilaporkan dalam rapat Exco FIFA, 20-21 Maret mendatang, dan dilihar dari reaksi anggota delegasi FIFA bayang-bayang ancaman sanksi sirna.
Indonesia sudah boleh bernafas lega, tetapi tugas berat menata sepakbola yang ajeg terus berlangsung. Salah satu misi sudah menanti akhir pekan ini, yakni menghadapi Arab Saudi dalam lanjutan kualifikasi Piala Asia 2015.
Berikut kami sajikan timeline perkembangan kisruh PSSI dimulai dari masalah dualisme hingga proses penyatuan:
2011 |
8 Januari - Liga Primer Indonesia dibuka dengan laga Persema Malang kontra Solo FC di Manahan Solo. Persema meraih kemenangan 5-1 atas tuan rumah. Kompetisi ini dinilai sebagai breakaway league karena berjalan di bawah naungan PSSI.
21 Januari - Kongres PSSI digelar di Hotel Pan Pasific, Tanah Lot, Bali. Kongres ini merupakan kongres tahunan kepengurusan PSSI periode 2007-2011. Kongres berlangsung dua malam.
2 Maret - Federasi sepakbola dunia (FIFA) menginstruksikan kepada PSSI untuk menggelar Kongres Pemilihan atau Kongres Luar Biasa PSSI, menyusul kisruh yang terjadi di sepakbola Indonesia. Selain itu FIFA meminta agar Nurdin Halid tak lagi maju dalam pencalonannya sebagai ketua umum PSSI periode 2011-2015. FIFA meminta PSSI menggelar Kongres Pemilihan Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 sebelum 30 April.
8 Maret - FIFA melarang Nurdin Halid, Arifin Panigoro, Nirwan Bakrie, dan George Toisutta untuk dicalonkan pada Kongres PSSI yang mengagendakan pemilihan ketua dan wakil ketua serta anggota Komite Eksekutif (exco) periode 2011-2015.
26 Maret - Kongres PSSI diselenggarakan di hotel The Premier, Pekanbaru. Namun dalam penyelenggaraannya, kongres dibatalkan di tengah jalan. Keadaan yang sudah tidak kondusif karena masuknya sejumlah kelompok orang ke arena kongres.
6 April - Komite Normalisasi PSSI dibentuk dengan Agum Gumelar menjadi ketuanya. Komite Normalisasi juga telah menetapkan pelaksanaan kongres pemilihan ketum, waketum, dan anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2011-2015 pada 20 Mei.
12 Mei - FIFA memutuskan untuk merombak susunan Komite Normalisasi dengan mengganti lima anggotanya. Perombakan ini terjadi karena FIFA menilai lima anggota Komite Normalisasi berafiliasi kepada Liga Primer Indonesia.
Mereka yang diganti adalah Dityo Pramono, Siti Nurzanah, Sukawi Sutarip, Samsulashar, dan Satim Sofyan dan digantikan oleh Rendra Krisna (Presiden Kehormatan Arema FC), Sumaryoto (mantan Ketua Pengprov PSSI Jawa Tengah), Baryadi (Ketua Umum Pengprov PSSI Sumatera Selatan), dan Sinyo Aliandoe (mantan Pelatih Tim Nasional).
20 Mei - Kongres Akbar PSSI digelar di Hotel Sultan, Jakarta. Tapi sejak awal sudah terjadi ricuh di dalam ruangan. Kongres akhirnya ditutup karena deadlock dan suasana yang sudah tidak kondusif.
9 Juli - Djohar Arifin Husein terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015. Dia didampingi Farid Rahman sebagai wakil. Kongres Luar Biasa PSSI di Surakarta juga meresmikan kepengurusan baru.
14 Juli - Alfred Riedl dipecat dari jabatannya sebagai pelatih timnas Indonesia oleh Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husein. Alasan pemecatan Riedl adalah adanya sejumlah masalah pada kontraknya. Sebagai gantinya, Wim Rijsbergen ditunjuk menangani timnas Indonesia. Ini merupakan salah satu keputusan pertama yang dilakukan PSSI era Djohar.
25 Agustus - PSSI mengumumkan klub yang akan ambil bagian di kompetisi kasta dua dan tiga. Untuk divisi utama, ada 32 klub yang akan ambil bagian. Sementara 48 klub akan ikut kompetisi level dua, yang nantinya akan dibagi dalam empat wilayah.
16 September - Setelah sempat mengubah-ubah format kompetisi, PSSI akhirnya memastikan gelaran kompetisi kasta teratas di Indonesia akan menggunakan format satu wilayah. Keputusan itu diambil pada rapat Komite Eksekutif PSSI di Jakarta.
18 September - Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, menunjuk Presiden Direktur Persisam Samarinda Harbiansyah Hanafiah sebagai direktur Badan Liga Indonesia (BLI). Namun yang bersangkutan kemudian memilih mundur lima hari kemudian. PSSI pada akhirnya menghapus jabatan tersebut.
21 September - Rapat exco PSSI di Hotel Sahid Jakarta memutuskan pembentukan kompetisi baru bernama Indonesia Premier League (IPL) dengan format 18 klub ditambah enam klub baru. Keputusan ini memecah exco PSSI menjadi dua, yang pro dan kontra. Empat anggota Exco menolak, yaitu La Nyalla Mattalitti, Toni Apriliani, Roberto Rouw, dan Erwin Dwi Budiawan.
27 September - Ketua Komite Kompetisi PSSI Sihar Sitorus memastikan 24 klub akan mengikuti kompetisi kasta tertinggi pada musim depan. Namun beberapa minggu berselang, tim kontestan berkurang hingga hanya tersisa 13 tim yang ambil bagian.
5 Oktober - PSSI menunjuk PT Liga Prima Indonesia Sportindo (PT LPIS) sebagai operator liga resmi IPL.
15 Oktober - IPL dibuka dengan gelaran laga Semen Padang melawan Persib Bandung. Duel kedua tim berakhir dengan skor imbang 1-1. Setelahnya, kompetisi langsung diliburkan hingga batas waktu tertentu, salah satunya karena proses penyusunan jadwal kompetisi yang belum rampung.
25 Oktober - PSSI mencabut semua kewenangan PT Liga Indonesia secara resmi. Surat keputusan per tanggal 22 Agustus itu ditandatangani langsung oleh Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin. PSSI merasa berhak mencabut kewenangan PT Liga Indonesia berdasarkan sejumlah pertimbangan yang disandingkan dengan dasar Pasal 79 Statuta PSSI, antara lain, telah terpilihnya pengurus baru PSSI berdasarkan Kongres Luar Biasa PSSI Tahun 2011, posisi PT Liga Indonesia yang masih dalam pemeriksaan audit laporan keuangan oleh PSSI, serta tenggat waktu dari konfederasi sepakbola Asia (AFC) untuk penyelenggaraan kompetisi profesional yang mendesak PSSI untuk segera membentuk badan hukum baru sebagai penyelenggara kompetisi tersebut.
27 Oktober - Ketua Umum Persiba Balikpapan Syahril Taher didapuk menjadi Presiden Direktur PT Liga Indonesia (PT LI) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar di Hotel Park Lane. Syahril dipilih menggantikan Andi Darussalam yang menyatakan mundur dari jabatannya di bulan Juli. Dipastikan pula Indonesia Super League (ISL) tetap akan digelar. Babak baru dualisme liga di tubuh PSSI dimulai.
8 November - Pengurus PSSI periode 2011-2015 resmi dilantik. Sebanyak 20 komite tetap PSSI akan bertugas di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin.
20 November - Pengurus liga mengungkapkan lanjutan IPL akan dihelat pada akhir bulan. Sementara kompetisi tandingan akan mulai dilangsungkan pada 1 Desember.
21 November - Final SEA Games 2011 berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Finalisnya adalah timnas Indonesia dan Malaysia. Diposisikan sebagai unggulan, tim tuan rumah akhirnya harus menyerah dari Malaysia lewat drama adu penalti. Sebelumnya di waktu normal, Indonesia U-23 hanya bisa bermain imbang 1-1 melawan Malaysia U-23.
1 Desember - ISL resmi dibuka. Persija Jakarta dan Deltras Sidoarjo yang menjadi tim yang mendapat kesempatan membuka laga itu, yang berakhir dengan kemenangan Persija 1-0.
5 Desember - Klub Persipura Jayapura terpaksa harus kehilangan kesempatan tampil di Liga Champions Asia (LCA) akibat tim berjuluk "Mutiara Hitam" mengikuti kompetisi di luar PSSI. Seperti dikutip dari situs resmi IPL, AFC mengkonfirmasi hal tersebut melalui surat AFC tertanggal 2 Desember 2011.
20 Desember - Komite Etik PSSI memberi ultimatum kepada empat anggota Exco PSSI untuk mengajukan permintaan maaf atas pelanggaran etika dalam waktu 2x24 jam. Jika ultimatum itu tidak dipenuhi hingga batas waktu yang ditentukan, keempat anggota exco PSSI itu diberhentikan secara permanen dari Exco PSSI dan dilarang terlibat dalam kegiatan persepakbolaan di Indonesia.
Keempat anggota Exco PSSI yang diultimatum dan diancam hukuman tersebut adalah La Nyalla Mattalitti, Erwin Dwi Budiawan, Roberto Rouw, dan Tony Apriliani.
22 Desember - FIFA dan AFC meminta PSSI agar mendesak klub ISL kembali ke pangkuan. Demikian isi surat yang ditandatangani sekjen FIFA Jerome Valcke dan sekjen AFC Alex Soosay.
Dua organisasi itu juga memberikan batas waktu hingga 20 Maret 2012 kepada PSSI untuk mengatasi situasi yang terjadi saat ini. Jika tidak, maka permasalahan itu akan dibawa ke komite asosiasi, dan, walau tak disebutkan bentuknya, Indonesia terancam mendapatkan sanksi.
23 Desember - Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng meminta KONI/KOI ikut membantu menyelesaikan kekisruhan di tubuh PSSI yang kian berlarut-larut. Menpora juga menilai kongres luar biasa bukan solusi terbaik.
28 Desember - Menjawab "tantangan" PSSI, empat anggota Exco membentuk Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI), dengan Tony Apriliani sebagai ketua dan La Nyalla wakil. KPSI menyatakan mengambil alih kewenangan PSSI selaku otoritas sepakbola Indonesia. KPSI memutuskan menyelenggarakan Kongres Luar Biasa, Maret 2012. Dua hari berselang, FIFA menyatakan tidak mengakui KPSI.
2012 |
13 Januari - Komisi disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan sanksi kepada Persipura Jayapura, karena mengikuti kompetisi ISL 2011/12, yakni didegradasi ke Divisi Utama dan denda Rp500 juta, serta dilarang melakukan aktivitas transfer pemain.
PSSI dituding memberlakukan standar ganda dalam memberikan sanksi demi kepentingan terselubung induk organisasi sepakbola nasional tersebut. Sebab, klub lainnya langsung dijatuhi sanksi ketika ISL bergulir, dan dilanjutkan dengan dua tim Papua lainnya, Persidafon Dafonsoro dan Persiwa Wamena.
24 Januari - PSSI mulai membekukan sejumlah pengurus provinsi (Pengprov) menjelang berlangsungnya kongres tahunan pada Maret dengan dalih permintaan klub dan anggota di mana Pengprov itu berada. Pengprov pertama yang dibekukan adalah Jawa Timur.
2 Februari - Pengadilan arbitrase olahraga internasional (CAS) memenangkan gugatan Persipura Jayapura, dan menyatakan tim Mutiara Hitam berhak tampil di Liga Champions Asia. CAS juga memberikan kesempatan kepada PSSI, AFC, dan Adelaide United untuk memberikan jawaban hingga 6 Februari, sebelum pengadilan tersebut mengeluarkan keputusan final pada 10 Februari.
5 Februari - KPSI menggelar Kongres Tahunan di Hotel Sahid Jakarta. Mereka menegaskan tetap pada rencana awal, yaitu menggelar KLB awal Maret.
10 Februari - AFC memutuskan Persipura Jayapura tampil di play-off Liga Champions Asia 2012 melawan Adelaide United di Stadion Hindmarsh, Kamis 16 Februari. AFC tidak menunggu keputusan akhir CAS. AFC untuk sementara berpegang kepada putusan sela CAS pada 2 Februari lalu. Di babak play-off itu, Persipura menyerah 3-0.
21 Februari - Wakil ketua komisi banding (Komding) PSSI Ahmad Riyadh resmi menyatakan mundur dari jabatannya, karena menilai kondisi persepakbolaan nasional saat ini makin tidak kondisif.
29 Februari - Timnas senior mendapat hasil memalukan usai mencatat kekalahan telak 10-0 dari Bahrain di babak ketiga Grup E kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Asia pada 29 Februari di Manama. Itu menjadi kekalahan paling telak yang pernah diterima tim nasional di berbagai event, setelah terakhir kali terjadi pada 3 September 1974 di Kopenhagen dengan skor 9-0 di laga persahabatan melawan Denmark.
5 Maret - Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono meminta PSSI untuk melakukan introspeksi, mengapa tim nasional Indonesia bisa sampai kalah dengan skor telak hingga memecahkan rekor kekalahan terbesar yang pernah diterima oleh tim Garuda.
9 Maret - Timnas U-21 menelan kekalahan 2-0 dari Brunei Darussalam pada final turnamen Piala Hassanal Bolkiah di Stadion Nasional Hassanal Bolkiah. Untuk kali kedua Brunei meraih kemenangan atas Indonesia. Brunei pernah menundukkan tim Merah Putih 3-2 di laga Grup 2 kualifikasi Olimpiade pada Maret 1980.
15 Maret - KONI mengeluarkan keputusan untuk menyelesaikan kisruh persepakbolaan nasional. Keputusan itu berisi sembilan poin yang diharapkan dapat menuntaskan semua permasalahan berdasarkan hasil pertemuan dengan PSSI, PT LPIS, KPSI, dan PT LI.
18 Maret - Kisruh sepakbola terus berlanjut dengan adanya dua kongres tahunan di hari yang sama. Di Palangkaraya, PSSI menggelar kongres tahunan demi menghindari sanksi FIFA. Sedangkan di Jakarta, KPSI melakukan kongres luar biasa yang memilih La Nyalla Mattalitti sebagai ketua umum PSSI, dan tidak mengakui keberadaan PSSI pimpinan Djohar Arifin Husin.
27 Maret - Piala Indonesia PSSI resmi digulirkan. Namun, PT LPIS masih belum mengumumkan jadwal lengkap turnamen tersebut.
30 Maret - PSSI lolos dari sanksi dan komite Exco FIFA memberikan kesempatan kepada induk organisasi sepakbola nasional itu untuk membenahi karut marut persepakbolaan di tanah air hingga 15 Juni.
4 April - Setelah memperpanjang deadline untuk menyelesaikan kisruh, FIFA juga menugaskan AFC untuk membentuk tim task force guna menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi di sepakbola Indonesia.
Anggota tim task force yang ditugaskan ke Indonesia adalah wakil presiden AFC Prince Abdullah Ibnu Sultan Ahmad Shah, anggota exco FIFA dan AFC Dato' Worawi Makudi, Sekjen AFC Alex Soosay, dan ketua asosiasi anggota dan hubungan internasional James Johnson.
10 April - Nil Maizar resmi ditunjuk sebagai pelatih tim nasional Indonesia untuk berlaga di turnamen AFF Suzuki Cup 2012.
7 Juni - Task force AFC untuk Indonesia melahirkan MoU untuk penyelesaian kemelut organisasi sepakbola di Indonesia. Memorandum of Understanding (MOU) ditandatangani PSSI, KPSI dan ISL di Kuala Lumpur. Mengacu kepada MOU, task force AFC untuk Indonesia menghasilkan badan ad-hoc yang bernama Joint PSSI Committee (JC) dari unsur PSSI dan KPSI/ISL. Hasil kerja task force AFC dan joint committee akan dilaporkan dalam rapat FIFA di Tokyo, Jepang, akhir tahun.
20 Juni - Sriwijaya FC memastikan diri menjadi juara ISL usai mengalahkan Persela Lamongan 3-0 di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring. Ini merupakan debut Kas Hartadi sebagai pelatih di Sriwijaya FC. Kepastian menjadi juara diperoleh dengan menyisakan tiga pertandingan.
24 Juni - Semen Padang tampil sebagai juara IPL setelah mengalahkan Persiraja Banda Aceh 3-1 di Stadion Agus Salim. Walau Semen Padang hanya menyisakan satu laga, raihan poin 43 dari 21 pertandingan tidak mungkin dikejar pesaing terdekatnya, Persema Malang.
14 Juli - Persibo Bojonegoro menggagalkan upaya Semen Padang meraih gelar ganda usai tampil sebagai kampiun Piala Indonesia dengan mengalahkan tim Kabau Sirah 1-0 final di Stadion Sultan Agung, Bantul.
8 Agustus - Indonesia mencatat ranking terendah sepanjang sejarah dengan menempati peringkat ke-159. Ranking tersebut menjadi yang terburuk, memperbarui rekor sebelumnya, yaitu peringkat ke-153, yang pernah diduduki Indonesia pada masa ketum PSSI Azwar Anas (1995), Nurdin Halid (2006) dan juga Djohar Arifin Husin (2012).
2 September - Setelah adanya dualisme organisasi, hadir juga dualisme tim nasional setelah KPSI membentuk timnas yang berisikan para pemain ISL untuk diterjunkan di AFF Suzuki Cup 2012 pada November.
4 September - Sekjen PSSI Tri Goestoro resmi mengajukan surat pengunduran diri dari jabatannya. Setelah Tri mengundurkan diri, beberapa hari kemudian giliran deputi sekjen bidang SDM dan pengembangan Mursid W Kusumo yang mundur. Posisi Tri selanjutnya diisi Halim Mahfudz.
3 Oktober - Setelah pada 8 Agustus mencatat ranking FIFA terendah sepanjang sejarah, Indonesia kembali memecahkan rekor dengan menempati peringkat 170. Posisi Garuda digusur Bangladesh dan India yang masing-masing naik satu tangga.
15 Oktober - Federasi sepakbola Asia Tenggara memutuskan timnas senior yang berhak tampil di Piala AFF 2012 adalah tim di bawah pengelolaan PSSI pimpinan Djohar Arifin Husin.
29 Oktober - Todung Mulya Lubis mundur sebagai ketua joint committee (JC), karena karena kinerja dari lembaga yang dibentuk task force AFC itu tidak menemui hasil signifikan. Komposisi perwakilan empat orang di masing-masing kubu membuat setiap rapat tak pernah menemui kata sepakat.
24 November – 22 Desember Indonesia tersingkir di penyisihan Grup B AFF Suzuki Cup 2012 setelah hanya menempati peringkat ketiga klasemen. Usai bermain imbang 2-2 melawan Laos, timnas senior sukses menundukkan Singapura 1-0. Namun di laga penentuan, tim Merah Putih dipaksa menyerah 2-0 dari Malaysia.
Untuk kali pertama, selisih gol Indonesia minus sejak Piala AFF bergulir tahun 1996. Indonesia untuk pertama kalinya juga mengalahkan Singapura di ajang ini. Singapura akhirnya tampil sebagai juara Piala AFF 2012.
29 November - Indonesia kehilangan jatah di Liga Champions Asia pada musim mendatang. Hilangnya jatah Indonesia ini berdasarkan permintaan PSSI dan PT LPIS.
6 Desember - Semen Padang dan Persibo Bojonegoro dipastikan akan bersaing di Piala AFC 2013. Dari hasil undian Semen Padang, akan menghadapi klub Hongkong Kitchee, Singapore Armed Forces (Singapura), dan Churchill Brothers (India) di grup E.
Sementara runner-up IPL dan juara Piala Indonesia, Persibo Bojonegoro, berada di Grup F bersama klub Myanmar Yangon United, Sun Hei (Hongkong), dan New Radiant (Maladewa).
10 Desember - Dua organisasi sepakbola nasional yang saling berseberangan kembali menggelar kongres secara bersamaan. PSSI melangsungkan KLB di Palangkaraya, sedangkan KPSI di Jakarta.
11 Desember - Pemerintah melalui kementerian pemuda dan olahraga (Kemenpora) membentuk gugus tugas (task force) yang bertugas untuk menghindari Indonesia dari kemungkinan sanksi FIFA pada 14 Desember.
14 Desember - FIFA memberikan kado Natal dan tahun baru kepada Indonesia dengan menunda sanksi setelah menggelar rapat Exco di Tokyo, Jepang. FIFA memberikan batas akhir hingga Maret untuk menuntaskan konflik di Indonesia, dan berjanji bakal benar-benar memberikan sanksi bila masih belum ada penyelesaian.
19 Desember - Indonesia masih bisa tersenyum setelah menutup tahun dengan menempati peringkat ke-156. Ini merupakan lonjakan cukup berarti setelah sempat menempati posisi terendah dalam sejarah, yakni 170 dunia.
2013 |
10 Januari - Roy Suryo ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggantikan Andi Mallarangeng yang mengundurkan diri sebagai Menpora. Roy mengakui, membereskan kisruh internal PSSI merupakan salah satu amanat Presiden.
20 Januari - Resep Roy menengahi drama PSSI adalah dengan menekan tombol "Control+Alt+Delete". DIa juga mengungkapkan niat menemui Arifin Panigoro dan Nirwan Bakrie.
22 Januari - Tak jua kembali ke pangkuannya, rapat exco PSSI memutuskan untuk memecat 15 klub ISL. "Kesempatan sudah diberikan sejak KLB Palangkaraya" hingga 9 Januari untuk kembali di bawah yurisdiksi PSSI, ujar deputi sekjen Saleh Ismail Mukadar.
30 Januari - Roy Suryo sudah bertemu dengan Arifin Panigoro dan Nirwan Bakrie untuk membicarakan situasi terkini sepakbola nasional.
6 Februari - Mengawali kiprah di kualifikasi Piala Asia 2015, Indonesia dikalahkan Irak 1-0 lewat gol tunggal Younes Mahmoud di Dubai.
7 Februari - Tanpa menunggu kepulangan pelatih Nil Maizar serta melakukan evaluasi, secara mengejutkan ketua umum PSSI Djohar Arifin Husin mengumumkan Luis Manuel Blanco sebagai pelatih baru.
18 Februari - Mengejar batas waktu yang ditegaskan FIFA, Roy Suryo mengumumkan PSSI akan menggelar KLB pada 17 Maret sesuai dengan hasil MOU Kuala Lumpur, Juni tahun lalu. Ketua KOI Rita Subowo turut mendampingi acara pengumuman di kantor Kemenpora itu.
22 Februari - Empat anggota Exco, yaitu La Nyalla Mattallitti, Erwin Dwi Budiawan, Tony Apriliani, dan Roberto Rouw kembali berkantor di PSSI.
27 Februari - Rapat Exco setuju membentuk lagi Badan Tim Nasional (BTN) yang sempat dibubarkan di awal masa kepengurusan Djohar Arifin Husein. Isran Noor dipercaya menjadi ketua dan Harbiansyah Hanafiah sebagai wakil. Namun, tak semua Exco hadir dalam pertemuan itu. Sihar Sitorus, Bob Hippy, Tuty Dau, Widodo Santoso, dan Farid Rahman absen. Rapat juga memutuskan untuk memecat Halim Mahfudz sebagai sekjen. Hadiyandra ditunjuk sebagai pengganti.
9 Maret - Proses verifikasi peserta KLB PSSI selesai dan undangan segera disebar ke 100 peserta. Sempat terjadi perbedaan pendapat tentang penetapan peserta KLB, termasuk beredarnya surat undangan dengan tanda tangan Djohar Arifin Husin yang dipalsukan, tetapi kemudian diredam oleh Roy Suryo.
17 Maret - KLB PSSI akhirnya digelar di Hotel Borobudur Jakarta disaksikan perwakilan FIFA Costaskis Koutsokoumnis, Marco Leal, dan Hames Kitching. Enam anggota Exco melakukan walk out karena tidak setuju dengan penambahan agenda berupa penyelenggaraan kongres tahunan.
KLB PSSI kemudian menghasilkan sejumlah keputusan yang akan dilaporkan dalam pertemuan Exco FIFA, 20 Maret:
- Pembubaran KPSI.
- Menggelar kongres biasa pada Juni.
- Jumlah anggota Exco bertambah empat, yaitu Zulfadli, Djamal Azis, La Siya, dan Hardi Hasan. La Nyalla Mattalitti menjadi wakil ketua umum. Total anggota Exco menjadi 15 orang, yang terdiri dari satu ketua umum, dua wakil ketua umum, dan 12 anggota Exco. Nasib enam Exco yang melakukan walk out akan ditentukan Juni.
- Penyatuan kompetisi baru akan dilakukan pada 2014 dengan 18 klub peserta ISL ditambah empat klub IPL dengan syarat bukan klub yang bermasalah dengan dualisme kepengurusan. Sistem degradasi ISL tetap diterapkan musim ini. Untuk berikutnya selama dua tahun sejak 2014 diberlakukan sistem dua promosi dan empat degradasi sehingga jumlah peserta liga profesional hanya diikuti 18 klub. Sistem promosi dan degradasi kembali menjadi tiga degradasi dan tiga promosi.
- Amandemen statuta PSSI, seperti pada Pasal 38 ayat 1 yang menjadi pengambilan keputusan Exco dapat dilakukan dengan kehadiran satu per tiga anggota.
Posting Komentar